CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
Boucing Smiley Star

Minggu, 08 September 2013

Galau? :'D

Hai Dear!
Sore ini Minggu tepat 08092013 pkl 17.38 wita gue dapet SMS dari "temen" gue yang isinya...

"did you wanna hear one song very well? Lets download Mario Ricardo - Karna tak Mungkin. And then Zahra Damariva with Langkahku. Make you enjoy it."

and you know what? Ba'da Maghrib gue langsung donlot dan denger deh tuh referensi lagu dari dia. And yes! Am very enjoy these song! Ditambah, gue Galauuuu... hhhuhuhuhu! :(
this's the song......


Mario Ricardo - Karena Tak Mungkin



Tlah ku sadari percuma mencintaimu
Karena aku tak mampu menjadi
Seperti yang kau harapkan

Cukup bagiku melihat air matamu
Ketika rasa tak lagi berarti
Dan mimpi telah terhenti

Ku lepaskan bayanganmu
Menjauh pergi dan tak kembali
Ku relakan cinta kita berlalu
Karena memang tak mungkin

Ku lepaskan bayanganmu
Menjauh pergi dan tak kembali
Ku relakan cinta kita berlalu
Karena memang tak mungkin

(ku lepaskan bayanganmu
Menjauh pergi dan tak kembali)
Ku relakan cinta kita berlalu
Karena memang tak mungkin


Galau? Sama! Dan gue dengerin lagu ini berulang-ulang :')

Kalo lagu yang satunya lagi.. bikin gue tambah semangat! ;) and this's the song...


ZAHRA DAMARIVA – Langkahku

Ku buka lembar baruku
Ku mulai dengan langkah pertama
Menuju titik harapan dengan percaya diri
 

Jalan yang harus ku tempuh
Sangat panjang dan penuh rintangan
Namun ku tak berputus asa
Dan ku terus melangkah


Menikmati hari dan mimpi
Ku menikmati semua langkahku di dalam hidup ini
Terus melangkah percaya
Impikan semua yang tak mungkin
Itu semua mungkin terjadi


Huuu mimpiku pasti terjadi
Menikmati hari dan mimpi
Ku menikmati semua langkahku di dalam hidup ini


Impianku pasti mungkin terjadi


 *Special thanks buat "temen" gue yang udah minta gue buat denger kedua lagu ini! :) I love you! :D
 


Jumat, 06 September 2013

Adakah kontes kecantikan yang sarat komersialisasi itu tercantum dalam kitab suci?

Menangiskah Kau Bung akan ‘Ratu Cantik’ di Bumi Kita?

BUNG, bagaimana amatanmu dari alam sana atas perhelatan kontes kecantikan sejagat di negeri yang kau turut merdekakan ini? Bagaimana suara hatimu dari negeri abadi sana tentang ajang pamer rupa dengan dalih pariwisata dan kemajuan bangsa yang kau bebaskan dari penjajah?

Bung, hari ini aku miris mengingat keturunan mereka-mereka yang kau bela saat melobi Bapak-bapak perumus Piagam Jakarta. Dulu, kau datangi K.H. Wahid Hasyim, Agus Salim, Abdul Kahar Muzakkie, juga Abikoesno Tjokrosoejoso agar kegigihan umat mayoritas negeri ini menjadikan Islam sebagai dasar negeri dibatalkan. Semua demi kebaikan bersama, agar Republik yang baru berdiri tidak berpecah, katamu. Karena, saudara kita di timur Indonesia sana, syahdan, keberatan dan bakal bisa memerdekakan diri. Atas kebesaran jiwa nama-nama tadi, tujuh kata nan sakral itu pun pupus dari sehelai kertas yang kita bak memori pahit bagi umat mayoritas.

Hari ini apa yang sudah diberikan dengan kebesaran jiwa itu telanjur dibalas dengan segelas tuba dengan bibir berbusa-busa para pemiliknya. Sayang, yang melakukannya tidak sadar. Saudara-saudara dari tanah yang Bung bela di tahun 1945, hari ini begitu susah mendengar suara saudaranya di seberang pulau. Dulu kami menganggap mereka saudara dan biarlah lobi Bung untuk ber-Pancasila diterima. Hari ini, untuk menghormati keberatan hati kami saja, mereka begitu susah.

Aku tidak tahu apakah para budayawan, agamawan hingga politisi yang keberatan bila agama (mayoritas) dibawa-bawa ke soal kontes kecantikan sadar soal Pancasila? Biasanya, kalau Bung ikuti berita koran dari alam sana, mereka selalu mengatasnamakan Pancasila. Seolah Pancasila mereka hayati dibandingkan saudaranya yang beratas nama agama mayoritas. Mereka seperti lebih mengerti dasar negeri ini, tapi sayang, lupa untuk membalas bagaimana Bung sudah bersusah payah yakinkan pemuka agama kami dulu soal dasar negara.

Hari ini saudara-saudara kami itu bergeming dengan aspirasi teladan kami. Dulu mereka teriak ingin merdeka, tetapi kami hari ini tidak tebersit untuk mengeluarkan mereka dari Republik ini gara-gara perkara ini. Kami hanya mereka bertoleransi ; tidak hanya menuntut kepada kami untuk berlaku sama kepada mereka.

Mereka seperti berada di atas angin bila menyangkut tanah perdikannya. Tidak mau mendengar suara saudaranya. Semua demi dalih budaya dan pariwisata. Padahal, kami menolak ajang pamer kecantikan bukan melulu karena agama. Ini pelecehan adat ketimuran, yang mereka juga masuk di dalamnya. Bukankah ini bagian soal akal pikiran yang kau repot tulis dalam Pengantar Kejalan Ilmu Pengetahuan? Sudah negeri ini banyak dipecundangi para maling uang rakyat, apakah harus dibodohkan dengan pamer tebar senyum wanita asing tapi atas nama demi kemajuan Indonesia. Itu komoditas feodal, bukan, Bung? Itu juga yang kau taksuka, bukan, Bung?

Entah mengapa, saudara kami selalu merasa tanahnya harus dan pasti steril dari intervensi mayoritas di seberang pulau. Padahal, kami tidak berniat sedikit pun mengubah tempat berdoa mereka menjadi seperti tempat berdoa kami. Soal keyakinan, tidak boleh ada paksaan. Berbeda halnya ketika ada penjajahan moral bangsa, yang kau pun harus repot tuangkan di banyak tulisan, salah satunya dalam Kumpulan Karangan dan Pengertian Pancasila.

Kau pernah cemburu ketika nama ‘Indonesia’ direbut paksa oleh anasir komunis sebagai temuan mereka. Tentu kau (harus) lebih cemburu lagi ketika tanah kelahiranmu dan tempat berjuangmu disebut negeri toleransi; toleransi pada apa pun, termasuk menjual wajah dalam komoditas kapital.

Wahai, Bung Hatta, kau yang mengenyam dari muda hingga senja sebagai sosok sosialis nan religius, bisakah kau menangis di alam baka sana ajaran penghargaan martabat wanita Indonesia diturunkan seperti sekarang di pulau nan elok itu? Bahkan, aku tidak yakin, teman akrabmu, Bung Karno, berbesar hati ketika kapitalisasi merasuk dahsyat atas nama pemberdayaan wanita, yang itu terjadi di tempat kelahiran ibundanya!

Bung, ini memang perih. Kalau saja kau dulu tidak berepot ria jadi utusan pembisik dan pelobi soal dasar negara, boleh jadi kontes murahan dibalut kemewahan ini tidak bakal terjadi. Kalau kau dulu berdiam soal aspirasi orang timur negeri ini, boleh jadi kecurangan mencoreng Republik dengan baju ‘buat memajukan pariwisata’ tidak pernah ada. Sayang, kau memilih untuk meringankan kaki sebagai juru bicara mereka.

Sayangnya, esensi pembelaanmu, Bung, tidak tertangkap hari ini. Jauh dari bara sebenarnya bernegara. Begitu mudah fanatik dengan adat, dan—sayangnya—amat toleran untuk hal-hal yang sepatutnya bertenggang rasa dengan saudara mayoritasnya. Soal ada estetika dalam sensualitas di balik tabir praktik agama mereka, itu kami tidak ambil pusing. Itu keyakinan mereka yang kami tidak perlu berepot mengoreksinya. Soal ini ada peradilan yang lebih tepat. Yang kami inginkan sederhana: mereka peka dengan aspirasi saudaranya selagi itu bukan bagian dari praktik agamanya. Adakah kontes kecantikan yang sarat komersialisasi itu tercantum dalam kitab suci?


Bung, sungguh kami memaafkanmu, seluas kami memaafkan kebodohan kami yang mungkin sebatas pecundang dan hanya bisa menjadi pengembik di tengah banyaknya kami. Bung, kami tidak pernah tahu isi hatimu saat ‘berjuang’ soal dasar negara, yang kami yakini sebatas fasihnya lidahmu: demi persautan Republik. Kami terima ini, Bung. Yang kami tidak mengerti, mengapa kami selalu dianggap subversif dan intoleran ketika soal yang juga kaupedulikan, semisal kontes kecantikan ini.

Bung, kami hanya sedih: dulu kami sudah bertenggang, kini kami diabaikan isi hatinya oleh anak keturunan yang kaubela dulu. Kami tidak anggap mereka musuh atau lawan; kami hanya meminta Indonesia tidak dieksploitasi kapitalisme dan pembodohan. Sungguh, kami ingin agar mereka peka soal ini; sepeka ketika mereka ingin syariat kami ditepikan demi kerukunan. [Islampos]

Kuliah Kerja Lapangan Plus

Hei dear!
lama gak nulis ya... ada kali setahun lebih gue gak aktif lagi di diary online iny. hhuhu maap.. gue lupa passwordnya :|
Anyway, sekarang iny gue lagi sibuk kuliah kerja lapangan atau yang nama kerennya KKLP/KKN/PKL/KKS atau terserah kalian lah mau menamakannya apa... udah seminggu lebih gue kerja disini... sambil kuliah tentunya. Tapi kuliah gue belum sepenuhnya aktif.. Hmm.. baru seminggu lebih gue kerja tapi udah hampir 5 kali gue ijin -__- yaah, you knowlah kegiatan gue banyak dan padat! Kadang suka ada schedule yang tabrakan. *ceilah, berasa artis gue*. Selain sibuk KKLP gue juga sibuk dengan dakwah. Eiits, jangan salah dakwah itu kewajiban kita sebagai ummat muslim! :) Dan alhamdulillah gue fine2 aja ngejalanin semuanya ;) walopun sejujurnya sekarang kondisi gue lagi kurang fit insya Allah cepat pulih lagi. Aamiin.
Oiya, gue KKLP di Kantor Gubernur Sulawesi Selawatan (Makassar) dan ini selama 2 bulan insya Allah. Doakan semoga semuanya lancar dan dimudahkan yaa :') Hmm.. Kerja di kantor ini ternyata gak santai menn..banyak banget data yang harus diinput. Mulai dari perubahan anggarannya sampe laporan pertanggungjawabannya! HUFT! Tiap lima hari berturut-turut gue nginput data keuangan tapi gak tau data yang diinput itu uangnya dimana :| tapi lumayanlah..gue dan temen-temen juga dapet gaji. hhihihi Alhamdulillah!

Setelah KKLP ini gue punya banyak target yang mesti gue selesein dan harus gue capai insya Allah! Gue mau buktiin ke ortu gue kalo gue bener-bener serius dan mampu! Doakan yaa! :')
Segini dulu aja yah, bengek nih daritadi "uhhukk-uhhhuk" melulu. hhehehe

 

Selasa, 27 Desember 2011

Sayap-Sayap Patah - Kahlil Gibran

Wahai langit ... 
Tanyakan pada-Nya Mengapa Dia menciptakan sekeping hati ini begitu rapuh dan mudah terluka saat dihadapkan dengan duri-duri cinta. Begitu kuat dan kokoh saat berselimut cinta dan asa. Mengapa Dia menciptakan rasa sayang dan rindu di dalam hati ini... Mengisi kekosongan di dalamnya, menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih, menimbulkan segudang tanya, menghimpun berjuta asa, memberikan semangat juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira. Mengapa Dia menciptakan kegelisahan dalam jiwa... Menghimpit bayangan.. Menyesakkan dada.. Tak berdaya melawan gejolak yang menerpa. 

Wahai ilalang... Pernahkan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini ? Mengapa kau hanya diam... Katakan padaku. Sebuah kata yang bisa meredam gejolak jiwa ini. Sesuatu yang dibutuhkan raga ini sebagai pengobat rasa sakit yang tak terkendali. Desiran angin membuat berisik dirimu.
Seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku. Aku tak tahu apa maksudmu. Hanya menduga bisikanmu mengatakan ada seseorang di balik bukit sana. Menunggumu dengan setia .... Menghargai apa arti cinta .... Hati terjatuh dan terluka. Merobek malam menoreh seribu duka. 

Kukepakkan sayap - sayap patahku, mengikuti hembusan angin yang berlalu. Menancapkan rindu di sudut hati yang beku. 
Dia retak, hancur bagai serpihan cermin. Berserakan, sebelum hilang diterpa angin. Sambil terduduk lemah ku coba kembali mengais sisa hati bercampur baur dengan debu. Ingin ku rengkuh, ku gapai kepingan di sudut hati... Hanya bayangan yang ku dapat. Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya. Tak sanggup kukepakkan kembali sayap ini. Ia telah patah. Tertusuk duri yang tajam.. Hanya bisa meratap .... Meringis .... Mencoba menggapai sebuah pegangan.

Minggu, 28 Agustus 2011

The last fasting day in this year

Bentar lagi Lebaran. Seneng banget + sedih juga. Ramadhan udah mau selesai :( huhu... Well, smoga masi diberi umur utk ketemu lagi taun dpn! :D - Vidi Aldiano

Sahur terahir&puasa terahir sebelum hari krmnangan besok, smoga puasa&amal ibadah yang dijalankan sebulan kebelakang diterima& jadi berkah berlimpah. Amin

The last fasting day of this year. see you next year Ramadhan. Hope I can see you again. Amen:')

Ramadhan penuh kebahagiaan, apalagi ketika kita bersama keluarga tercinta :)

In the name of اللّهُ, I wish I'll meet Ramadhan next year with complete family & friends. Amen.

Puasa Tarawih -Cicco

♪"Sempat ngerasa sedih, gak ada nasi kebuli. Pernah jadinya malu, sahur kesiangan mulu."♪   
♬"Bukannya ku tak mendengar ketokan gentong sang warga. Bukannya ku tak peduli teriakan mama dan papa."♬ 
♪"Puasa ku tak akan pernah bolong lagi, fasting all day long. Tarawihku tak akan pernah bolos lagi, dzikir all night long."♪
♪"Gak sahur sendiri lagi, ada kamu di hati. Hidup cuma sekali, puasa sampai Idul Fitri."♪
♬"Awalnya ku tak menyangka dapatkan lontong darimu. Akhirnya ku lahap juga, yuk sahur kita bersama."♬
(Rap) ♪"Tak perduli, nasi kebuli. Opor ayam gue beli. Cucian piring gue cuci dengan sabun krim ekonomi."♪
♬"Tak pernah ku malu karena telat sahur, ku jadikan motivasi untuk tak tidur."♬ 
♪"No more mellow say no to batal. No more bolong say no to fear. Let's fasting together all day long, let's tarawih dzikir all night long."♪

Minggu, 14 Agustus 2011

Cinta Untuk Mama

Apa yang ku berikan untuk mama
untuk mama tersayang
Tak ku miliki sesuatu berharga
untuk mama tercinta

Hanya ini ku nyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah lagu sederhana
Lagu cintaku untuk mama


Apa yang ku berikan untuk mama
untuk mama tersayang
Tak ku miliki sesuatu berharga
untuk mama tercinta


Hanya ini ku nyanyikan
senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah lagu sederhana
lagu cintaku untuk mama


Walau tak dapat selalu ku ungkapkan
kata cintaku tuk mama
Namun dengarkanlah hatiku berkata
Sungguh ku sayang padamu mama


Hanya ini ku nyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah lagu sederhana
lagu cintaku untuk mama
lagu cintaku untuk mama, mama